Globaltoday.id, Lumajang – Di balik kepulan asap kretek khas Lumajang, ada tangan-tangan terampil para buruh linting yang menjaga mutu dan cita rasa rokok tetap otentik. Di CV Triloka, Desa Sarikemuning Kecamatan Senduro, proses melinting rokok bukan sekadar pekerjaan, melainkan seni yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Kini, perusahaan yang dirintis oleh H. Anang itu tak lagi hanya dikenal di pasar lokal. Berkat konsistensi menjaga kualitas, CV Triloka berhasil menembus jaringan ritel modern, termasuk Indomaret di seluruh Indonesia. Capaian ini menjadikan Triloka salah satu ikon industri rokok kretek Lumajang.
Namun, perjalanan tidaklah mudah. Untuk tetap kompetitif di tengah ketatnya persaingan, sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utama. Itulah alasan Diskoperindag Lumajang turun tangan, memanfaatkan dana bagi hasil cukai hasil tembakau untuk menggelar pelatihan linting rokok di pabrik tersebut, Rabu (1/10/2025).
Sebanyak 40 buruh pabrik mengikuti pelatihan yang bertujuan mempertajam keterampilan, meningkatkan kecepatan linting, sekaligus menjaga standar mutu produk.
“Kami ingin buruh Triloka tidak hanya sekadar bekerja, tapi juga punya keterampilan yang bernilai. Karena kualitas lintingan menentukan selera konsumen. Kalau mutunya terjaga, pasarnya juga semakin luas,” ujar Ari Setiawan, perwakilan Diskoperindag.
Sementara itu, H. Anang tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Baginya, perhatian pemerintah terhadap industri rokok lokal adalah bentuk nyata dukungan bagi ribuan keluarga yang menggantungkan hidup di sektor ini.
“Triloka tumbuh dari nol, dari rumah produksi kecil hingga kini bisa masuk jaringan ritel nasional. Semua itu karena kerja keras buruh linting. Mereka adalah tulang punggung kami. Dengan pelatihan seperti ini, saya yakin masa depan Triloka semakin cerah,” tegasnya.
Pelatihan ini diharapkan mampu mencetak buruh yang lebih terampil, produktif, dan siap menghadapi tantangan industri. Lebih dari itu, CV Triloka juga menjadi simbol bahwa industri hasil tembakau Lumajang bukan hanya bertahan, tapi bisa berkembang dan berdaya saing di tingkat nasional. ( Dodik )
