Percepatan Penurunan Stunting di Desa Bades: Kolaborasi Lintas Sektor untuk Generasi Sehat

Jawa Timur, Lumajang59 Dilihat

Globaltoday.id, Lumajang – Pemerintah Desa Bades, Kecamatan Pasirian, terus memperkuat langkah dalam percepatan penurunan stunting melalui lokakarya yang digelar di Balai Desa Bades, Selasa (24/9/2025). Kegiatan ini melibatkan unsur pemerintah desa, kecamatan, KUA Pasirian, serta didampingi perwakilan Polsek dan Koramil Pasirian.

Dalam paparannya, Kepala Desa Bades, menjelaskan bahwa ujung tombak percepatan penurunan stunting ada pada pendamping keluarga yang terdiri dari kader PKK, kader KB, dan bidan desa. Mereka berperan aktif dalam memberikan edukasi, pendampingan calon pengantin, ibu hamil, serta pemantauan tumbuh kembang balita.

oppo_2

Data bulan Agustus 2025 menunjukkan bahwa di Desa Bades terdapat 24 balita stunting, 58 balita underweight, 28 balita gizi kurang, dan 6 balita gizi buruk. Upaya penanganan dilakukan dengan pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) lokal desa dan puskesmas, serta dukungan dari dana desa, Baznas, Dinas Kesehatan, hingga lembaga sosial.

Faktor utama penyebab stunting di Desa Bades di antaranya adalah kemiskinan, kepadatan penduduk, pola asuh yang kurang tepat, rendahnya kesadaran orang tua tentang kesehatan anak, hingga tingginya angka pernikahan anak. Tercatat di desa ini masih ada 2 anak laki-laki di bawah 19 tahun dan 11 anak perempuan yang sudah menikah.

Perwakilan KUA Pasirian, Ali mengingatkan bahwa sesuai peraturan pernikahan, syarat usia minimal menikah adalah 19 tahun bagi laki-laki maupun perempuan, sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019. Pernikahan di bawah usia tersebut memerlukan dispensasi dari pengadilan agama, dan hal ini sering menjadi faktor yang memperbesar risiko stunting pada anak.

Komet, Kasi Pelayanan Kecamatan Pasirian dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran lintas sektor.

“Stunting bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga terkait pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya. Maka kolaborasi semua pihak sangat penting untuk memutus rantai stunting di desa,” ujarnya.

Sementara itu, Yuyun perwakilan PLKB menambahkan bahwa salah satu fokus program adalah meningkatkan kepesertaan JKN (BPJS Kesehatan) agar keluarga tidak terbebani biaya layanan kesehatan. Selain itu, stok PMT dan mineral mix dari Dinas Kesehatan juga dipastikan tersedia untuk balita dan ibu hamil yang membutuhkan.

Lebih jauh, Kepala Desa Bades, Sahid menekankan bahwa pendamping bina keluarga remaja (BKR) juga memiliki peran strategis dalam memberikan pemahaman kepada remaja agar terhindar dari pernikahan dini.

“Jika remaja kita sehat, teredukasi, dan memiliki perencanaan keluarga yang matang, maka risiko stunting akan semakin berkurang,” jelasnya.

Dengan dukungan berbagai pihak, Pemerintah Desa Bades menargetkan angka stunting dapat terus ditekan agar generasi mendatang tumbuh sehat, cerdas, dan berkualitas.

( Dodik )