Globaltoday.id, Malang — Kementerian Pendidikan Dasar Dan Menengah melalui Direktur Lembaga Kursus dan Pelatihan terus memperkuat arah pembangunan pendidikan dan pelatihan vokasional agar selaras dengan RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional), Asta Cita Presiden, RPJMN, dan Renstra (Rencana Strategis). Langkah ini menjadi bagian penting dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, yakni menjadikan Indonesia sebagai negara bersatu, berdaulat, maju, dan berkelanjutan.
Kegiatan sosialisasi ini digelar di Politeknik Negeri Malang, pada Kamis, 23 Oktober 2025, dengan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan bidang pelatihan dan pendidikan vokasi.
Pada tahap pertama (2025–2029), arah pembangunan nasional difokuskan pada penguatan fondasi transformasi sosial dan ekonomi. Pemerintah berkomitmen meningkatkan pelayanan dasar di bidang kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial, sekaligus memperkuat riset, inovasi, serta produktivitas tenaga kerja nasional.
Dalam konteks Asta Cita ke-4, pembangunan diarahkan untuk memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul melalui peningkatan edukasi, teknologi, kesehatan, olahraga, kesetaraan gender, serta pemberdayaan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Salah satu fokus utama kegiatan adalah penguatan pendidikan dan pelatihan vokasi serta peningkatan produktivitas tenaga kerja. Melalui kebijakan ini, pemerintah menargetkan peningkatan keterampilan masyarakat agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri masa depan.
“Penguatan pelatihan vokasi menjadi kunci dalam menyiapkan SDM yang kompeten, produktif, dan adaptif terhadap perubahan industri,” ujar salah satu pejabat Kementerian Ketenagakerjaan dalam kegiatan tersebut.
Program ini juga mendukung percepatan wajib belajar 13 tahun, dengan membuka akses kursus keterampilan bagi siswa, remaja, serta masyarakat umum yang belum menempuh pendidikan formal.
Secara strategis, kebijakan ini diarahkan untuk meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan vokasi, serta menyesuaikan kurikulum pelatihan dengan kebutuhan dunia industri, sehingga lulusan kursus dan pelatihan dapat terserap optimal di pasar kerja.
“Kursus dan pelatihan bukan lagi pelengkap, tetapi instrumen strategis untuk menciptakan generasi Indonesia yang siap menghadapi transformasi ekonomi dan teknologi,” tegas narasumber dalam forum tersebut.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga pelatihan, industri, dan pendidikan tinggi seperti Politeknik Negeri Malang, diharapkan arah kebijakan vokasi nasional benar-benar mampu mencetak tenaga kerja unggul dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045.






