Kunjungan Industri SMKN 1 Lumajang ke Yogyakarta Dinilai Tak Tepat Waktu, Wali Murid Keluhkan Biaya dan Tujuan yang Tak Jelas

Jawa Timur, Lumajang34 Dilihat

Globaltoday.id, Lumajang — Program Kunjungan Industri yang dilaksanakan oleh SMK Negeri 1 Lumajang untuk siswa kelas XI jurusan Bisnis Digital dan Bisnis Ritel menuai kritik dari sejumlah orang tua siswa. Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung pada 14–17 Oktober 2025 ini disebut-sebut lebih menyerupai kegiatan wisata ketimbang kegiatan edukatif sebagaimana mestinya.

Berdasarkan jadwal resmi yang beredar, rombongan akan berangkat menuju Yogyakarta pada Selasa pagi, 14 Oktober 2025. Dalam agenda tersebut, selain kunjungan ke industri seperti PT Sumbertaman Keramika Industri, Pabrik Kaos Omah Oblong, dan Bapia Juwara 1, juga tercantum sejumlah kegiatan yang bernuansa rekreasi, seperti kunjungan ke Candi Prambanan, Heha Sky View, dan destinasi wisata malam Malioboro.

Seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya menyampaikan keberatan terhadap program tersebut.

“Biayanya terlalu besar, mencapai Rp.1,5 juta per anak. Kami orang tua sangat terbebani, apalagi kondisi ekonomi sekarang lagi sulit. Anak kami diwajibkan ikut, padahal kalau benar untuk kunjungan industri, mestinya bisa dilakukan di wilayah sekitar saja,” ujarnya dengan nada kecewa.

Ia juga menyoroti bahwa kegiatan tersebut tidak mencerminkan kegiatan industri yang sesungguhnya.

“Yang dilihat malah tempat wisata, makan di hotel, jalan-jalan malam. Hasilnya tidak jelas, tidak ada laporan pembelajaran yang bisa dipertanggungjawabkan. Jadi ini lebih seperti liburan pakai dalih pendidikan,” tambahnya.

Kritik juga muncul karena kegiatan tersebut dilaksanakan di tengah imbauan pemerintah agar sekolah tidak melakukan perjalanan luar kota. Baik Bupati Lumajang maupun Gubernur Jawa Timur sebelumnya telah menegaskan agar lembaga pendidikan menahan diri dari kegiatan yang berpotensi menimbulkan risiko di perjalanan serta memberatkan wali murid.

Banyak pihak menilai, jika tujuan kegiatan benar untuk menambah wawasan industri, seharusnya sekolah bisa mengadakan kunjungan ke perusahaan atau pelaku industri yang ada di sekitar Lumajang atau wilayah Jawa Timur bagian timur. Selain lebih hemat biaya, kegiatan juga bisa lebih efektif dan relevan dengan kondisi siswa.

Sementara hingga berita ini diturunkan, pihak SMKN 1 Lumajang belum memberikan klarifikasi resmi terkait kritik dari wali murid dan masyarakat terhadap pelaksanaan program kunjungan industri ke Yogyakarta tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *