Globaltoday.id Bojonegoro, 11/05/2025 Para pejabat pemerintah merasakan kebahagian tersendiri setelah sebelumnya mendapatkan 2 hari libur keluarga hari Sabtu dan Minggu kini mendapatkan cuti bersama selama 2 hari. Jadinya mereka mendapatkan 4 hari libur. Bagi mereka liburan adalah liburan yang dapat mengurangi beban kerja setelah setiap minggu selalu berkutat dengan aktifitasnya.
Namun pada 2 hari setelah hari Minggu yakni hari Senin kita dihadapkan dengan hari Raya salah satu agama yang disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Yakni Hari raya Waisyak. Hari raya Waisyak adalah hari raya umat Budha.
Dalam bingkai hari raya bahwa di bulan Maret kemaren kita yang beragama Islam telah merayakan hari raya Idul Fitri dan di bulan April umat Kristiani merayakan Jum’at Agung. Alhamdulillah kita bersyukur selama ini masalah hari raya masing masing agama selalu berjalan dengan baik tanpa perbedaan dan perselisian antar umat beragama. Wujud perbedaan ini nampaknya terus berjalan dengan baik sejalan dengan program pemerintah yakni Toleransi dan Moderasi beragama.
Seperti diketahui Moderasi beragama adalah upaya untuk menyeimbangkan praktik beragama agar tidak ekstrem, baik terlalu ketat maupun terlalu longgar, serta menghormati perbedaan agama dan keyakinan. Ini melibatkan cara pandang, sikap, dan perilaku beragama yang menempatkan kepentingan bersama di atas segalanya, menghargai martabat kemanusiaan, dan menghindari kekerasan.
Potret hari raya Waisyak adalah terasa istimewa karena negara Indonesia selalu menjadi rujukan bagi yang beragama Budha untuk datang ke situs dunia yakni candi Borobudur yang bereda di Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Candi Borobudur adalah simbol dari sebuah bukti nyata bahwa di Indonesia selain agama Islam terdapat juga agama yang telah ada sejak lama.
Dimasa itu agama agama tersebut tumbuh dan berkembang dengan baik, tanpa ada konflik, namun kemudian belakangan terdapat pihak-pihak yang menggunakan agama untuk tujuan politik atau memecah belah masyarakat. Hal ini di dasari ketidakpahaman tentang moderasi beragama di kalangan masyarakat dam kurangnya peran tokoh agama dan masyarakat dalam mempromosikan moderasi beragama.
Nilai nilai yang terkadung dalam moderasi beragama diantaranya Kemanusiaan: Melindungi martabat dan harkat manusia. Kemaslahatan Umum: Menjaga kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Adil, Berimbang: Menjaga keadilan dan keseimbangan dalam beragama. Taat Konstitusi: Menghormati hukum dan konstitusi negara. Toleran: Menghargai perbedaan agama dan keyakinan. Anti Kekerasan: Menolak segala bentuk kekerasan atas nama agama. Komitmen Kebangsaan: Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Menghargai Tradisi Lokal: Menghargai dan menjaga budaya lokal
Dengan uraian hal di atas setidaknya Hari Raya Waisyak dapat dijadikan momentum menjaga ukhuwah dalam berbangsa dan bernegara dalam bingkai Moderasi Beragama.
Selamat BERWAISYAK Saudaraku Setanah Air.
(Mokh. Luqman : PAI Bidang Toleransi dan Moderasi Beragama KUA Gayam)