Konflik PT MPA Dengan Warga Tak Kunjung Usai, Warga Minta APH Turun Tangan

Headline, Seluma429 Dilihat

Seluma, Globaltoday.id- Persoalan penyerobotan lahan masyarakat seluas 200 Ha beberapa waktu yang lalu sampai sekarang belum menemui titik terang bahkan pihak dari PT MPA menuding dan mengatakan pemberitaan tentang penyerobotan lahan tersebut adalah fitnah.

Dikutip dari laman radar seluma, terkait penyerobotan lahan yang dilakukan oleh PT MPA, meneger PT MPA melalui Humas PT MPA Antoni menjelaskan bahwa penyerobotan lahan seluas 200 Ha yang dilakukan oleh PT MPA itu semuanya tidak benar alias fitnah.

“Terkait berita yang disampaikan oleh kepala desa Pagar Banyu dan warga yang bernama Edi itu semuanya tidak benar alias fitnah. karena setiap lahan yang di tanam dan di garap oleh PT MPA alias PT BSL semua nya sudah di ganti rugi oleh PT artinya PT tidak akan menggarap dan menanam lahan tersebut kalo belum di ganti rugi dan belum sah milik PT, apa lagi di katakan PT MPA dituding merusak lahan warga sehingga masyarakat tidak bisa lagi untuk menggarap persawahan itu pun merupakan fitnah dan tidak beralasan,” ungkapnya.

Edi mendengar pemberitaan tersebut merasa geram dan dirinya ingin pihak PT MPA tersebut turun kelapangan dan melihat secara langsung imbas dari perbuatan yang dilakukan oleh PT MPA serta dirinya mengatakan bahwa pemberitaan tersebut hanya ingin mengalihkan semua tuduhan itu kepada masyarakat dan seolah masyarakat yang benar-benar salah.

“Kita bisa buktikan secara langsung serta turun kelapangan untuk melihat keadaan yang sudah ada, jangan hanya duduk diam di kantor, dan saya mempunyai bukti atas perbuatan yang mereka lakukan,” tegasnya saat di konfirmasi media ini Jum’at, (26/5/2023).

Edi menambahkan bahwa bendungan giri Nanto sekarang sudah tidak bisa di alirin air menuju daerah atau lokasi persawahan, karena saluran irigasi air sudah tertutup, terputus, dan tertimbun tanah akibat yang dilakukan oleh PT MPA dan sampai saat ini mereka belum memberikan kejelasan terkait hal tersebut.

Akibat yang ditimbulkan oleh saluran air yang ditutup, diputus, dan ditimbun tersebut sudah pasti negara dirugikan, warga sekarang terpaksa menanam sawit dan tidak bisa lagi menggarap lahan percetakan sawah dikarenakan aliran air dari atas putus.

“Akibat pemutusan saluran air dan penimbunan tanah di atas saluran irigasi warga tidak dapat pasokan air dari atas. lebih parahnya selesai ditimbun pihak PT melakukan penanaman di atas saluran irigasi,” ujarnya. (Ilh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *